Daftar Ritel Raksasa Dunia yang Kolaps selama pandemi covid – 19

wikiGo News Bisnis – Selama tahun 2020, terhitung banyak perusahaan ritel yang mengalami kebangkrutan.  Tidak tanggung-tanggung, ritel besar sekelas GNC misalnya terkena imbas. Berikut daftar ritel raksasa yang kebangkrutannya membuat heboh publik.

Daftar Ritel Yang Mengalami Kebangkrutan

Bersumber dari detikfinance, daftar ritel besar yang mengumumkan kebangkrutannya adalah sebagai berikut:

J.C. Penney

J.C. Penney

Banyak ritel-ritel besar yang memiliki beban hutang akhirnya bangkrut pada masa pandemi korona. Salah satu yang palig heboh adalah J.C. Penney. Perusahaan asal AS ini menyatakan diri bangkrut pada bulan Mei 2020. Dengan nilai aset separuh lebih kecil dari nilai hutangnya yang mencapai USS 10 miliar, J.C. Penney yang telah berdiri selama 118 tahun dan mencapai kesuksesan besar di masanya menutup sekitar 150  toko di berbagai lokasi. Sisanya akan menyusul di bulan Maret 2021.

Guitar Center

Guitar Center

Satu ikon toko peralatan musik merugi pada masa pandemi Covid – 19, Guitar Center setelah berkiprah sejak tahun 1950-an. Ritel ini menyatakan dirinya bangkrut sejak akhir november 2020. Dengan karyawan yang berjumlah sekitar 13.000, Guitar Center menghebohkan dunia persediaan instrumen musik. Beralihnya konsumen ke toko-toko online selama pandemi jadi satu alasan mengapa ritel ini harus menanggung beban kerugian yang cukup besar.

Ascena Retail

Ascena Retail

Yang masuk pula dalam daftar ritel raksasa yang kolaps adalah Ascena Retail. Ritel ini mendunia sebagai salah satu pusat penjualan pakaian kaum wanita. Berdiri pada tahun 1962, Ascena Retail menggapai kesuksesannya di AS sebelum pada 2016 bisnisnya merosot tajam. Tiga tahun kemudian, 2019, angka penurunan penjualan semakin parah sehingga pada bulan juli tahun 2020 Ascena Retail mengajukan status bangkrut.

GNC

GNC

Keuangan ritel ini sudah bermasalah sejak sebelum pandemi korona. Bahkan sebagian tokonya telah beralih ke sistem digital. Namun lesunya bisnis pada tahun lalu mempercepat status kebangkrutannya. Ketika menyatakan dirinya bangrut di bulan Juni 2020, GNC telah menutup tokonya berjumlah lebih dari 1.200.  Bulan september, akhirnya pengadilan setuju pembelian dari Harbin Pharmaceutical Group untuk GNC dengan harga USS 770 juta. Perusahan yang membeli GNC tersebut basisnya di Tiongkok.

Brooks Borthers

Brooks Borther

Bulan juli 2020 menjadi masa kelam ritel Brooks Brothers. Sebagai ritel penjualan pakaian tertua di Amerika Serikat, Brooks Brothers menerima beban hutang sebagai akibat dari menurunnya angka penjualan serta mahalnya sewa toko.

Stein Mart

Stein Mart juga termasuk salah satu dalam daftar ritel raksasa dunia yang tutup. Pada bulan agustus, ritel ini tutup setelah berjuang menyelesaikan masalah hutangnya. Lesunya perekonomian sepanjang pandemi Covid – 19 memperburuk kondisi Stein Mart sehingga tidak sanggup merekonsiliasi bisnisnya dan kemudian menyatakan dirinya telah bangkrut.

Pier 1 Import

Setelah 60 tahun menjual perlengkapan kebutuhan rumah tangga, ritel Pier 1 Import selesai pada februari 2020.  Dia bangkrut dengan hutang sebanyak US 250 juta. 

Masih banyak lagi bisnis ritel yang berjatuhan. Bahkan jika dikumpulkan daftarnya dari tiap negara, maaka jumlahnya akan mencapai ribuan. Ketujuh nama ritel di atas hanya sebagian kecil dari daftar ritel besar yang bangkrut.

Beban Hutang dan Tidak Berhasil Memulihkan Bisnis

Daftar ritel raksasa dunia yang bangkrut pada tahun 2020 sebagai akibat dari kekacauan ekonomi dunia selama pandemi covid – 19 di atas memiliki ciri yang hampir sama.

Pertama, sudah mengalami kondisi keuangan yang buruk sebelum pandemi. Semua ritel di atas sedang mengalami penurunan angka penjualan serta nilai hutang yang membengkak sebelum pandemi. Namun, karena pada tahun 2020 perekonomian semakin parah, maka daftar ritel di atas tidak berhasil memulihkan diri.

Kedua, beban hutang. Masing-masing ritel yang bangkrut dalam daftar di atas memiliki nilai hutang yang sangat besar bahkan ada yang mencapai US 5 miliar. Dengan beban yang sedemikian besar, maka beriringan dengan dampak ekonomi selama pandemi, mereka mengajukan kebangkrutan bisnis.

Sepanjang tahun 2020, seluruh dunia mengalami pelambatan dan penurunan angka penjualan yang signifikan. Selain alasan toko-toko online yang hadir mengalahkan ritel-ritel beken, juga karena daya beli masyarakat terhadap barang menurun. JC Penney misalnya, meskipun sudah berdiri lebih dari 1 abad, goncangan yang dia rasakan memaksanya berhenti.

Kita tunggu, apakah ada salah satu dri daftar ritel di atas yang kemudian berhasil memulihkan dirinya dari kebangkrutan.