wikiGo News Bisnis – Jagat sepak bola dunia sedang gempar usai rencana kompetisi European Super League semakin matang. Bahkan kemungkinan bergulirnya kompetisi ini sudah di depan mata. Ramainya tanggapan berbagai pihak termasuk federasi-federasi sepak bola internasional, memicu pro-kontra terhadap European Super League menguat ke permukaan.
Sejak ide mengenai kompetisi baru ini, pihak-pihak yang menolaknya melihat bahwa selain mencederai nilai kompetisi dan sportivitas, ESL mementingkan bisnis. Dengan kata lain, pendirian kompetisi ini semata untuk mengeruk kekayaan bagi klub-klub pendirinya.
Benarkah demikian?
European Super League Bakal Menghasilkan Cuan yang Besar
Beberapa pengamat mengemukakan bahwa jika kompetisi ESL berhasil diluncurkan, maka sederet klub pesertanya akan mendapatkan banyak keuntungan. Menaksir nilai keuntungannya, jumlahnya bakal melampaui penghasilan klub selama ini.
1. ESL Terdiri Atas Klub-Klub Teratas Dari Liga Besar Dunia
Melihat peserta European Super League, jelas bahwa klub-klub tersebut rata-rata bernilai. Dalam artian, memiliki kekayaan yang besar, basis fans yang kuat, dan mengontrak pemain-pemain mahal. Klub seperti Manchester United, Liverpool, Real Madrid, Barcelona dan Juventus adalah contoh-contoh klub peserta yang memiliki nilai tinggi. Ketika klub-klub ini bergaabung dalam 1 wadah kompetisi lintas negara, maka income yang mereka dapatkan dari hak siar televisi misalnya, akan semakin besar. Mengapa? Karena rerata klub peserta memiliki hak siar yang tinggitinggi.
Jika selama ini pada kompetisi domestik klub-klub besar harus menggabungkan hak siarnya dengan klub kecil dalam sebuah pertandingan, maka dalam ESL penggabungan hak siar akan terjadi antara klub besar dengan klub besar lainnya. Dampaknya, kekuatan income di antara dua klub besar yang tidak jauh berbeda tidak lagi terlihat jomplang. Bandingkan ketika pada liga domestik, sebagai contoh Real Madrid VS Getave yang mana hak siar Getave lebih kecil namun mendapatkan keuntungan dari pembagian hak siar yang berasal dari Real Madrid yang lebih besar. Pihak Real Madrid akan melihat ini tidak sebanding.
2. Membidik eklusivitas dari klub-klub elit
Ada benarnya jika pengamat melihat bahwa ESL membuat sebuah kolam khusus untuk klub-klub elit di beberapa Negara Eropa. Dengan cara ini, bukan hanya klub tetapi pemain-pemain mahal dan berkelas akan bergabung ke dalam satu kompetisi. Efek domino terhadap bisnis pun terjadi. Sponsor besar bakal merapat, berbagai televisi akan berebutan hak siar.
Dengan penghasilan klub yang meningkat, gaji pemain akan naik. Daya tarik ni sulit bagi pemain-peemain untuk menampiknya. Meskipun ada ancaman lembaga-lembaga sepak bola. UEFA dan FIFA melihat ini sebagai sesuatu yang mengancam posisi mereka sehingga balik mengancam akan memblokir pemain-pemain yang dari klub peserta untuk tidak bermain timnas. Entah efektif atau tidak, tidak sedikit pengamat melihat hal itu bisa menjadi boomerang.
3. Apa jadinya jika Big Match berlangsung setiap pekan?
Selama ini Liga Champions praktis hanya satu-satunya kompetisi bagi klub-klub elit Eropa yang saling bersua. Hal ini pula menjadi kompetisi tersebut sangat bergengsi. Lalu apa jadinya jika kemungkinan untuk menyaksikan pertandingan besar ini pada setiap pecan? Bagi fans tentu menarik.
Sekalipun suara miring terdengar sebagai bentuk penolakan, pada akhirnya justru sisi menarik dari European Super League akan mencuat ke permukaan. Masing-masing klub dengan basisnya fans yang besar memicu penjualan marchandise, iklan, hak siar serta penjualan tiket.
Benarkah European Super League mencederai sepak bola?
Suara para pengamat yang saling bertolak belakang membuat ESL menciptakan masalah yang problematis. Melihat sisi eksklusifnya memang dampak dari kompetisi ini membuat klub kaya akann semakin kaya. Selain itu, jika klub-klub peserta dicoret dari liga-liga domestik maka dampak terhadap minat penonton akan terpecah.
Mencederai sepak bola yang menjadi bahasa tudingan terhadap pendiri ESL tidak lain adalah bentuk lain bahwa ESL akan mengguncang tatanan kompetisi-kompetisi yang sudah lama berlangsung. Namun, di satu pihak ada pandangan bahwa ESL justru menjawab tantangan perubahan bisnis sepak bola yang tengah seret. Dari segi perekonomian, ESL menghadirkan pendapatan yang lebih besar yang mana para pemain memiliki kemungkinan untuk memperoleh bayaraan lebih tinggi. Sementara dari sisi sepak bola, ESL menghadirkan pengalaman baru bagi penggemar bola.